Ucrit... yah.. itu adalah sebuah
nama kucing hitam kecil kesayangan anakku Shiva, tidak ada yang istimewa dengan
nama itu, itu hanya sebuah nama yang spontan diberikan kepada anak kucing yang
nyasar keteras rumah ditinggakan induknya atau mungkin juga tertinggal, dia
hanyalah kucing kampung, kecil, warna hitam, mata hitam, rambut jigrak sedikit
mirip kucing mahal Angora.
Kisah ini dimulai ketika ada anak
kucing mengeong-ngeong didepan rumah kamis malam Jum'at sekitar tanggal 1 February 2018, namun ketika Istriku dan anakku keluar untuk mencarinya kucing
itu terdiam, lalu kami semua masuk lagi kedalam rumah dan kemudian suara itupun
terdengar lagi, sampai 3 kali kami keluar rumah namun hasilnya nihil, kami
tidak menemukan si pemilik suara yang mengeong-ngeong sepanjang malam hingga
pagi tiba.
Pagi itu suara kucing itu masih
terdengar dan akhirnya kami menemukan kucing kecil berwarna hitam, dengan sorot
matanya yang tajam dia melihat kearah kami seperti ketakutan, kemudian kucing
itu kami ambil dan Istriku memberikannya susu formula dengan perlahan-lahan dia
meminumnya, sepertinya umur kucing itu baru beberapa hari, karena cara kucing
itu berjalan masih belum tegak.
Aku hanya melihat saat mereka dengan
suka cita memberi minum kucing itu susu formula, tidak ada perasaan apa-apa
terhadap kucing itu, karena aku tidak suka kucing, aku benci kucing, mereka
sering mencakar jok motorku ketika malam dia tidur di jok motor, tidak ada rasa
iba terhadap kucing itu, sampai aku memberikan ultimatum kepada anak dan
istriku untuk tidak memeliharanya didalam rumah, aku merasa jijik membayangkan
kucing itu berkeliaran didalam rumah, tidur sembarangan dikasur hingga
meninggalkan bulunya dan bau amis sisa makanan serta sisa dia pipis atau BAB,
apalagi kalau sampai kucing itu BAB dan pipis sembarangan aku pasti tidak
segan-segan mengusirnya.
Hari demi hari istri dan anakku
memelihara kucing itu dengan penuh perhatian, mereka memberinya makan, minum
dan bahkan Shiva anakku merelakan kasur Barbienya untuk tidur kucing itu,
mereka semakin sayang dengan kucing itu bahkan saat malam tiba dan kucing itu
sudah tidur Shiva menyelimutinya dengan kain, Shiva sangat menyayanginya dan
dia memberikannya nama "Ucrit", anakku yg kedua Azam 4th juga
menyukainya walaupun terkadang Ucrit diperlakukan seperti mainan oleh Azam, aku
hanya memperhatian dari jauh, karena jangankan dipegang untuk sekedar
menyentuhnya saja aku tidak mau, bahkan jika aku sedang bekerja dan kucing itu
mendekat aku panggil Shiva untuk membawanya pergi, walaupun sebenarnya aku tahu
kucing itu takut padaku, aku sering menghardiknya, menyuruhnya pergi, bahkan
menyiprat Ucrit dengan air agar dia menjauh dariku.
Sudah menjadi kebiasaan rutin setiap
hari Istriku memberikannya makan setiap pagi, Shiva memberikannya makan siang
hari dan malamnya Istriku atau Shiva yang memberinya makan, aku kebagian tugas
membeli makanan/ikan buat dia makan, Ucrit semakin akrab dengan anak-anakku,
bermain dengan mereka terkadang tidur dipangkuan Shiva atau Azam, Istriku
mengajari Ucrit supaya tidak BAB atau pipis sembarangan dan hasilnya selama
beberapa minggu dirumah kucing itu sudah mengerti, tidak sekalipun kucing itu
BAB atau pipis dikasur, dia pernah sekali BAB didepan kamar mandi yang
membuatku marah, itupun karena aku yang salah telah menutup pintu kamar mandi
saat Ucrit sedang diruang tengah, selanjutnya tidak pernah lagi dia melakukan
seperti itu.
Seiring berjalannya waktu akupun
mulai terbiasa melihat pemandangan itu, aku jadi terbiasa melakukan pekerjaan
rumah di temani Azam dan Ucrit, anakku
Shiva sangat menyayanginya, bahkan Ucrit bisa sedikit mengurangi hoby Shiva
bermain Gadget, tidak jarang dia meletakan Gadget hanya untuk bermain bersama
Ucrit, akupun mulai berdamai dengan keadaan, ketika Shiva memintaku membuatkan
kandang untuk Ucrit tidur kalau malam, dengan alasan karena diluar cukup dingin
jika tidak dibuatkan kandang kasihan Ucrit kedinginan, akhirnya akupun
menyanggupinya dan membuatkan kandang untuknya tanpa pintu, setiap pagi Ucrit
membangunkan kami melalui jendela kamar dengan mengeong-ngeong sambil
mencakar-cakar kaca, kamipun bangun dan mengerti tugas salah satu dari kami
untuk memberinya makan.
Kucing itu lucu... terkadang dia
seperti mau menerkam ketika bertemu Shiva atau Azam padahal setelah dekat
kucing itu hanya ingin menggigit pelan atau mengusap-ngusapkan kepalanya kekaki
anak-anakku, kadang tiba-tiba tiduran dipangkuan Shiva atau Azam, dia tidak mau
kedepan rumah karena dia takut dengan suara motor atau mobil yang kenalpotnya
berisik, dia takut dunia luar dan lebih sering diam didalam atau dibelakang
rumah yang sekelilingnya di tembok.
Hingga suatu hari secara tidak
sengaja kucing itu keluar mengikuti Azam yang mau bermain dirumah tetangga,
kucing itu ditangkap sama anak tetangga dan aku tidak tahu kucing itu dibanting
atau dilemparkan, karena aku pernah melihat anak itu sangat sadis memperlakukan
kucing, sehingga ketika aku tahu kucing itu ditangannya aku suruh Shiva untuk mengambilnya,
malam itu entah apa yang dirasa tidak seperti biasanya, kucing itu tidak mau
makan hanya minum sedikit, begitupun besoknya hari selasa yang aku ingat kucing
itu murung dan hanya tidur tidak mau diajak bercanda, ketika ada orang mendekat
dia hanya pergi dan melanjutkan tidur kembali, yang aku lihat hanya minum yang
dia mau, hari rabu masih seperti itu dan kondisinya mulai lemah, Shiva dan
Istriku mulai panik dan mencari informasi untuk mengobatinya, hari kamis kami
coba membeli bubur kucing dan memaksanya makan dan minum dengan membuka
mulutnya, sedikit berhasil ada makanan dan minuman yang masuk namun beberapa
menit kemudian semua itu keluar lagi, Shiva nangis melihat kondisi kucing
kesayangannya seperti itu, sementara aku dan Istriku hanya berharap ada
keajaiban dari Allah supaya kucing itu bisa sembuh, karena saat itu kami
melihat mata kucing itu sudah berair sebelah dan sudah pucat warnanya.
Jum'at 16 Maret 2018 kucing itu
hanya bisa tidur dan sekedar untuk berjalanpun susah, aku hanya bisa melihatnya
tanpa bisa melakukan apa-apa, Shiva menangis tersedu-sedu dan hal itu yang
membuatku sedih, sekitar jam 14:00 kucing itu bangkit kemudian jalan
terhuyung-huyung dan seperti mau muntah, tapi tidak ada yang keluar kemudian
dia tidur lagi disamping Shiva, 5 menit kemudian Shiva menjerit dan bilang
Ucrit meninggal kepalanya tiba-tiba oleng kemudian kaku, saat itu aku
sebenarnya sedih tetapi berusaha menghibur Shiva yang baru kehilangan
kucingnya, kemudian aku menguburkannya didepan rumah ditutup dengan kain kecil
selimutnya dan diiringi rintik hujan, Shiva berkata sebelum kucing itu dikubur
sambil memegang kepalanya "Ucrit semoga kita bisa bertemu kembali
disurga"
Kejadian itu yang mengubah jalan
pikiranku saat ini, aku yang selama ini membenci kucing, tidak perduli
dengannya dengan kejadian itu sekarang lebih perduli dengannya, sepertinya
Ucrit dikirim oleh Allah untuk menyadarkanku bahwa menyayangi bukan hanya
kepada sesama manusia, tetapi kesemua mahluk ciptaan Allah, Allah Subhanahu
Wata'ala yang bisa membolak-balikan hati manusia, tidak perlu mengirimkan orang
besar Kiyai atau Ustadz untuk mengajarkan aku cara menyayangi binatang, cukup
dengan mengirimkan kucing kampung, kecil, hitam dan biasa saja, sudah membuatku
sadar, bahwa selama ini aku sering kasar terhadap kucing, sedangkan Rosulullah
saja pernah memotong sorbannya hanya karena kucing beliau sedang tidur diatas
sorban yang mau beliau pakai dan beliau tidak mau mengganggu kucing yang sedang
tidur itu, satu hal yang baru ku sadari setelahnya bahwa semenjak ada Ucrit
tidak ada Tikus yang berani berkeliaran dihalaman belakang rumahku hal itu
berbeda dengan dahulu saat belum ada Ucrit atau saat ini setelah Ucrit tidak
ada.
Tangisan anakku Shiva seolah-olah
menyayat hatiku.. dan meluluhkan hatiku yang keras.. tidak pernah aku merasakan
sedih seperti ini ketika ada binatang peliharaanku mati, kematian Ucrit juga
telah mengubah kebiasaan anakku Shiva yang kadang suka melawan kepada Ibunya,
saat itu aku bilang jika ingin bertemu Ucrit di Surga salah satu pintu Surga
ada yang terbuka hanya untuk anak yang berbakti terhadap orang tua, Shiva
sepertinya mengerti dan sekarang sudah mulai nurut dan mau membantu Ibunya,
tapi kenangan tentang Ucrit takkan pernah hilang darinya dan menjadi kenangan
yang indah untuk diceritakan kemudian hari, bayangan Ucrit si kucing kecil,
hitam, gesit dan lucu akan terpatri diingatannya, mungkin saat ini dia belum
bisa Move-on dari kucing itu, terkadang dia memanggil namanya ketika dia
melihat kandangnya atau kasurnya, Ucrit akan tetap menjadi nama yang akan kami
ingat karena Ucrit adalah Sebuah Nama Yang Merubah Pandangan, Jum'at 2 February 2018 diketemukan Jum'at 16 Maret 2018 Mati